Breaking

Friday, June 26, 2020

AS Diduga Kerahkan Militer Intai Situasi Laut China Selatan


AS Diduga Kerahkan Militer Intai Situasi Laut China Selatan

KlikQQ - Sebuah lembaga think tank China, South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI), menuding Amerika Serikat mengerahkan sejumlah pesawat militernya untuk melakukan misi pengintaian di dekat perairan Taiwan, tepatnya Selat Bashi dan Laut China Selatan.

Menurut laporan terbaru SCSPI yang beroperasi di bawah Institut Penelitian Kelautan Universitas Peking, tiga pesawat tempur AS sempat terdeteksi terbang di atas Kanal Bashi dan Laut China Selatan pada Kamis (25/6).

"Pada 25 Juni pagi hari, pesawat US P8-A dan RC-135 melakukan pengintaian di Laut China Selatan, tetap berfokus pada Selat Bashi. Sementara itu, C-17 Globemaster III terbang di atas Laut China Selatan," bunyi kicauan SCSPI melalui akun Twitternya.

SCSPI menuturkan P8-A Poseidon yang dirancang sebagai pesawat tempur anti-kapal selam, pesawat pengintai RC-135, dan pesawat pengangkut C-17 merupakan tiga dari belasan pesawat militer AS yang terdeteksi terbang di perairan itu sejak pertengahan Juni lalu.

Dilansir South China Morning Post, lembaga itu turut mengunggah gambar ilustrasi map pergerakan ketiga pesawat militer AS itu. Berdasarkan ilustrasi itu, P8-A terlihat terbang melewati Selat Bashi menuju Kepulauan Pratas yang dikontrol Taiwan sebelum terbang ke dekat perairan tenggara China.

Kepulauan Pratas merupakan satu dari tiga kepulauan yang terletak di bagian utara Laut China Selatan. China menamakan kepulauan itu sebagai Kepulauan Dongsha.

Kepulauan Pratas terletak di tengah antara pangkalan militer China di Pulau Hainan dan Samudra Pasifik karena itu dianggap sebagai kawasan sangat strategis.

Kantor berita Jepang, Kyodo, melaporkan militer China berencana melakukan latihan pendaratan berskala besar di Hainan pada Agustus mendatang sebagai persiapan merespons risiko kepulauan itu direbut.

Sadar akan rencana Beijing, AS disebut mengerahkan misi pengintaian tersebut untuk melakukan beberapa misi pengumpulan data intelijen terkait wilayah itu.

Laporan SCSPI ini muncul ketika ketegangan di Laut China Selatan kembali memanas setelah China terus memperkuat klaim historisnya atas kepemilikan perairan kaya sumber daya alam itu dalam beberapa bulan terakhir.

No comments:

Post a Comment