Breaking

Monday, June 22, 2020

Selain Xpander, Cuma Corona yang Bisa Tekuk Avanza



KlikQQ - Pandemi virus corona (Covid-19) membuat penjualan banyak merek mobil di Tanah Air surut. Tanpa aba-aba penjualan seketika tumbang, tidak terkecuali Toyota Avanza yang notabene selalu memegang tahta mobil terlaris Indonesia.

Penjualan Avanza, berdasarkan data wholesales [pengiriman mobil dari pabrik ke dealer] Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mulai runtuh sejak April, sebulan sejak kasus Covid-19 pertama diumumkan di dalam negeri. Pada saat itu Avanza terjual 277 unit dan menempati posisi tujuh dalam daftar '10 mobil terlaris' bulanan.

Pada Mei, Avanza terdepak lebih jauh ke posisi 10 dengan perolehan penjualan 91 unit.

Kondisi Avanza saat ini berbeda jauh dari awal tahun ketika statusnya masih mobil paling laku di dalam negeri. Pada Maret, Avanza terjual 7.086 unit, Februari 7.082 unit, dan Januari 6.600 unit.

Pada tahun lalu model yang dijuluki 'mobil sejuta umat' ini mengemas penjualan 86.374 unit, tertinggi dari penjualan mobil manapun. Avanza juga mobil terlaris pada 2018 meski catatan penjualannya turun, yaitu 75.493 unit.

Toyota juga baru saja merayakan pencapaian tertinggi penjualan Avanza pada 2019, yakni menembus 1,8 juta unit selama 16 tahun berkarier di Indonesia. Belum pernah ada satupun mobil yang bisa menyentuh pencapaian itu sepanjang sejarah otomotif Tanah Air.

Sebelum ada pandemi, Avanza yang pertama kali diperkenalkan pada 11 Desember 2013, juga pernah lengser oleh Mitsubishi Xpander yang menduduki posisi sebagai mobil terlaris pada Februari, Maret, April, dan Mei 2018.

Namun beda dari saat itu, Toyota masih mampu berjuang dengan beragam strategi hingga terus mengekor dan akhirnya mengambil alih posisi dari Xpander. Saat ini Avanza seperti salah satu korban Covid-19 yang masih dalam penanganan kesehatan.

Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi mengatakan penjualan Avanza saat ini susut seiring melemahnya permintaan kendaraan secara nasional akibat pandemi. Penjualan mobil nasional selama pandemi memang diketahui melemah ke level terendah.

Di samping itu pembatasan kegiatan masyarakat yang ditetapkan pemerintah untuk menekan penularan Covid-19 juga membuat aktivitas corong penjualan, dealer, lumpuh sementara waktu.

Data wholesales Gaikindo menjelaskan seluruh anggotanya pada Maret mampu menjual 60.447 unit, namun kandas menjadi 7.871 unit pada April dan 7.500an unit pada Mei.

"Ya PSBB [pembatasan sosial berskala besar] di Indonesia kan sudah meluas ke seluruh Indonesia, showroom tidak bisa, tutup, dan penjualan terganggu," kata Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi.

Terlaris Sejak 2006

Avanza dikatakan Anton merupakan mobil terlaris di Indonesia sejak 2006 usai berhasil menempati hati masyarakat dan melengserkan kedigdayaan mobil Toyota lainnya, Kijang.

Mengurai data Toyota pada 2004, penjualan Avanza mencapai 43 ribu unit, sementara Kijang 54 ribu unit. Lalu pada 2005 Avanza 54 ribu unit, Kijang 82 ribu unit. Pada 2006 penjualan Avanza mencapai 52 ribu unit, Kijang turun menjadi 38 ribu unit.

Sejak muncul pada 2013, permintaan Avanza mulai membesar pada 2004. Anton menjelaskan Avanza butuh waktu dua tahun sampai jadi yang terdepan.

"Tapi ya tidak serta merta langsung jadi kendaraan terlaris saat itu di Indonesia," kata Anton.

"Nah 2006 di tengah krisis ekonomi global, pasar otomotif terkoreksi cukup dalam dari 533 ribu unit ke 318 ribu unit. Avanza pun ikut terefek tetapi koreksi penjualan sangat kecil dari 54 ribu ke 52 ribu unit," ucap Anton.

Toyota Klaim Avanza Tetap Terlaris

Anton memaparkan meski wholesales turun pada Mei, Avanza masih menjadi mobil terlaris di Indonesia. Dia mengklaim itu penjualan ritel (penjualan dealer ke konsumen) Avanza tetap tertinggi di antara model lainnya.

Berdasarkan informasi yang diungkap TAM, penjualan ritel Avanza pada Mei mencapai 1.298 unit. Angka tersebut dikatakan Anton menjadi yang tertinggi di antara model Toyota lain dan produk-produk dagangan kompetitornya.

"Di Toyota retail sales Avanza nomor satu, begitu juga secara pasar dari semua merek mobil," ucap Anton.

Angka wholesales merupakan penjualan yang menggambarkan bisnis Agen Pemegang Merek (APM). Wholesales juga mengungkap strategi distribusi unit APM ke dealer, besar kecilnya ditentukan banyak faktor termasuk stok unit dan kondisi pasar.

Sementara ritel menandakan bisnis dealer yang juga menunjukkan berapa banyak mobil dibeli konsumen.

Menurut Anton data wholesales belum dapat dijadikan sebagai patokan sebuah kendaraan laris atau tidak.

"Untuk melihat penjualan, sebaiknya refer ke retail sales atau penjualan ke konsumen. Kalau wholesales ini lebih supply ke dealer," ucap dia.

Anton menerangkan wholesales Toyota turun semasa pandemi karena ingin menjaga stok kendaraan di jaringan penjualan agar tak berlebihan. Hal ini juga berlaku bagi stok Avanza pada dealer-dealer Toyota.

Permintaan konsumen saat pandemi merosot tajam, sehingga stok unit di dealer tidak mengalir seperti biasanya. APM mengurangi wholesales agar stok unit di dealer tidak tertimbun.

No comments:

Post a Comment