Breaking

Sunday, June 28, 2020

Dampak Konflik AS-China di Natuna versi Bakamla


Dampak Konflik AS-China di Natuna versi Bakamla

KlikQQ - Badan Keamanan Laut (Bakamla) menilai beberapa wilayah RI berpotensi terdampak jika tensi AS-China memanas di Laut China Selatan. Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Aan Kurnia mengatakan Natuna, salah satu yang akan terdampak karena letaknya berdekatan dengan area konflik.

Aan juga khawatir penduduk di Natuna yang merasa terisolir akan bergerak dan ikut terjun dalam konflik panas AS-China.

"Tentu saja, dampak lainnya yang berpotensi ialah krisis ekonomi karena terhentinya aktivitas ekonomi kelautan yang terkait langsung dengan Laut China Selata," ujarnya Jumat (26/6) lalu.

Dampak global yang juga menghantui, yaitu gangguan terhadap lalu lintas pelayaran akan terganggu. Apalagi, wilayah Laut China Selatan adalah perairan strategis pelayaran baik komersil maupun niaga. Ia menilai dampak utama perang adalah dampak jangka panjang yang akan merugikan negara manapun.
 
Karenanya, Aan mengingatkan peran negara untuk hadir di Perairan Natuna yang menjadi wilayah kedaulatan Indonesia. Kehadiran itu bisa diwakili oleh aparat pemerintah maupun nelayan sebagai simbol negara.

Aan mengatakan Indonesia seharusnya tak hanya mengklaim memiliki wilayah perairan Natuna atau Laut China Selatan. Menurutnya, klaim itu akan sia-sia jika tak dibarengi aksi nyata berupa kehadiran simbol negara di wilayah tersebut.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Koarmada I TNI-AL Letkol Laut Fajar Tri Rohadi mengatakan pihaknya telah menyiagakan empat buah kapal perang KRI jenis Fregat dan Korvet (kapal anti kapal selam).

Selain upaya antisipasi potensi konflik di Laut China Selatan, Kapal-kapal tersebut juga digunakan untuk patroli rutin di wilayah Natuna, mengingat wilayah tersebut masuk dalam perairan Indonesia.

Tak hanya kapal, Fajar juga menyebut di setiap kapal yang disiagakan ada kru kapal sekitar 100-an orang yang bersiaga. Dia juga mengatakan di wilayah Natuna sendiri telah bersiaga pasukan TNI dari satuan yang terintegrasi.

"Pasti kita akan terus melindungi kedaulatan dan kepentingan NKRI. TNI AL, dalam hal ini, Koarmada I terus menyiagakan unsur KRI di Natuna dan antisipasi meluasnya dampak naiknya tensi di LCS," kata Fajar.

Sebagaimana diketahui, persoalan sengketa Laut China Selatan terus bergulir dan bahkan menghangat belakangan ini. Hal itu tidak lain dampak dari sikap Amerika Serikat yang melakukan intervensi dengan menerjunkan kekuatan kapal perang angkatan laut mereka di perairan tersebut.

No comments:

Post a Comment