Breaking

Thursday, July 16, 2020

Update Laju Positif Corona Indonesia, Tertinggi di Jakpus


Update Laju Positif Corona Indonesia, Tertinggi di Jakpus

KlikQQ - Gugus Tugas (Gugas) Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat ada lima provinsi dengan penularan tinggi virus corona. Data ini didapat dari hasil perhitungan laju insidensi kasus positif berdasarkan catatan Gugas Covid-19 hingga awal pekan ini.

Laju insidensi sendiri didapat melalui pembagian total kasus positif dalam satu wilayah dengan populasi wilayah tersebut, kemudian dikali per seratus ribu. Tujuannya, untuk melihat seberapa cepat penyebaran Covid-19 dalam satu wilayah untuk kurun waktu tertentu.

"Kita dapat melihat lima provinsi laju insidensi tertinggi, pertama DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara," kata Tim Pakar Gugas Covid-19, Dewi Nur Aisyah, Selasa (14/7).

Sementara itu, dalam skala kabupaten/kota, Jakarta Pusat menjadi yang tertinggi yakni dengan laju insidensi kasus positif corona sebesar 314 per 100 ribu penduduk.
 
"Jakarta Pusat menempati level pertama, 314 per 100 ribu penduduk, Kota Jayapura, 285 per 100 ribu penduduk, Kota Makassar 264 per 100 ribu penduduk, Kota Surabaya 255 per 100 ribu penduduk, dan Kota Banjarmasin 245 per 100 ribu penduduk," beber Dewi.

Laju Kematian Tertinggi di Surabaya

Lebih lanjut, ahli epidemiologi tersebut menjelaskan sejumlah daerah dengan angka kematian tertinggi yakni Kota Surabaya yaitu 22,07 per 100 ribu penduduk.

"Angka kematian tertinggi ini berada pada kota Surabaya dengan angka 22,07 per 100 ribu penduduk, Kota Banjarmasin 17,01 per 100 ribu penduduk, Kota Manado 15,85, Kota Palangkaraya 13,83, dan Jakarta Pusat 13,41 per 100 ribu penduduk," papar Dewi.

Sementara daerah yang mencatat angka kematian terendah adalah Cianjur dengan 0,04 per 100 ribu penduduk, lalu Tasikmalaya 0,06, Kota Subang 0,06, Tegal 0,06, dan Pemalang dengan angka kematian 0,07 per 100 ribu penduduk.

Pelajaran dari Klaster Secapa AD Bandung

Di satu sisi, Dewi menyatakan pihak Gugas meyakini angka sembuh akan bertambah sebab klaster Secapa AD, Bandung, menyumbang banyak pasien tanpa gejala klinis yang harus dirawat di rumah sakit.

"Dari hasil pemeriksaan klaster Secapa 1.262 positif, hanya 17 yang dirawat dengan gejala ringan, mereka sudah diisolasi, dan harusnya nanti kita akan lihat angka kesembuhan akan tinggi dari klaster Secapa," kata Dewi.

Dari Klaster Secapa, Dewi mengatakan, tim gugas mendapat pelajaran penting yang bisa menjadi acuan untuk penanganan Covid-19 ke depannya.

Pertama, mengenai kegiatan orang dalam satu tempat yang bisa mempercepat laju penularan.
"Satu orang terinfeksi, akan cepat menyebar, jadi untuk kegiatan-kegiatan yang bentuknya seperti asrama pesantren, boarding school, ini akan memiliki situasi yang sama seperti secapa, tentunya ini menjadi catatan kami," ucap Dewi.

Kedua, berdasarkan hasil pemeriksaan klaster Secapa, Dewi melihat pentingnya daya tahan tubuh seseorang untuk menangkal virus. Pasalnya dari 1.262 orang yang positif, hanya 17 orang yang dirawat dengan gejala ringan.

"Artinya daya tahan tubuh ini berperan penting," kata dia.

Terakhir, dari klaster Secapa Dewi menyadari orang dengan konfirmasi positif tanpa gejala berpotensi tinggi menularkan kepada orang lain. Untungnya, penanganan di klaster Secapa tergolong cepat sehingga bisa langsung melakukan isolasi mandiri.

"Kita lihat potensi penularan itu tinggi sekali dari orang yang konfirmasi positif namun tidak menunjukan gejala, tapi kita juga lihat countermeasure [penanganan] jelas, begitu ditemukan kasus semuanya langsung isolasi mandiri," ucap Dewi.

No comments:

Post a Comment